Selasa, 26 November 2019

Aspek Keamanan Informasi & Mobile Security


Aspek Keamanan Informasi

Seorang professional dalam bidang keamanan informasi akan berfokus untuk mencapai dan melindungi  confidentiality, integrity, dan availability (CIA). Ketiga hal tersebut merupakan prinsip dasar pada keamanan informasi. Ketika kita ingin membangun sebuah sistem yang aman, ketiga hal tersebutlah yang dijadikan sebagai acuan yang harus dicapai dan dilindungi. Mari kita bahas 3 prinsip dasar keamanan informasi tersebut satu per satu secara lebih mendalam.
  1. Confidentiality
Maksudnya secara singkat sama dengan arti katanya yaitu kerahasian. Kerahasian dalam hal ini adalah informasi yang kita miliki pada sistem/database kita, adalah hal yang rahasia dan pengguna atau orang yang tidak berkepentingan tidak dapat melihat/mengaksesnya. Atau dengan kata lain, hanya pihak yang berhak dan berwenang saja yang dapat mengakses informasi tersebut. Untuk itu kebanyakan organisasi umumnya mengklasifikasikan informasi/data untuk mengakomodir tercapainya confidentiality. Klasifikasinya yaitu internal use only (hanya digunakan di lingkungan internal perusahaan), public (biasanya disebarkan melaui website atau media sosial perusahaan), dan confidential (sangat rahasia, contohnya data-data terkait planning, finansial, business process, dll).
Ancaman yang muncul dari pihak yang tidak berkepentingan terhadap aspek confidentiality antara lain:
  • password strength (lemahnya password yang digunakan, sehingga mudah ditebak ataupun di-bruteforce)
  • malware (masuknya virus yang dapat membuat backdoor ke sistem ataupun mengumpulkan informasi pengguna)
  • social engineering (lemahnya security awareness pengguna dimana mudah sekali untuk ‘dibohongi’ oleh attacker, yang biasanya adalah orang yang sudah dikenalnya).
Cara yang umum digunakan untuk menjamin tercapainya aspek confidentiality adalah dengan menerapkan enkripsi. Enkripsi merupakan sebuah teknik untuk mengubah file/data/informasi dari bentuk yang dapat dimengerti (plaintext) menjadi bentuk yang tidak dapat dimengerti (ciphertext), sehingga membuat attacker sulit untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Enkripsi harus dilakukan pada level media penyimpanan dan transmisi data.
Masih ingatkah kalian dengan berita pada awal Desember 2016 tentang berhasil diretasnya google, yahoo, dailymotion, yang berakibat tercurinya data-data pengguna mereka? Hal tersebut merupakan contoh dari rusaknya aspek confidentiality pada keamanan informasi.
  1. Integrity
Integrity maksudnya adalah data tidak dirubah dari aslinya oleh orang yang tidak berhak, sehingga konsistensi, akurasi, dan validitas data tersebut masih terjaga. Dengan bahasa lain, integrity mencoba memastikan data yang disimpan benar adanya, tidak ada pengguna yang tidak berkepentingan atau software berbahaya yang mengubahnya. Integrity berusaha untuk memastikan data diproteksi dengan aman dari ancaman yang disengaja (serangan hacker) maupun ancaman yang tidak disengaja (misal. kecelakaan).
Integrity dapat dicapai dengan:
  • menerapkan strong  encryption pada media penyimpanan dan transmisi data.
  • menerapkan strong authentication dan validation pada setiap akses file/akun login/action yang diterapkan. Authentication dan validation dilakukan untuk menjamin legalitas dari akses yang dilakukan.
  • menerapkan access control yang ketat ke sistem, yaitu setiap akun yang ada harus dibatasi hak aksesnya. Misal tidak semua memiliki hak akses untuk mengedit, lainnya hanya bisa melihat saja.
Contoh mudah dan umum dari rusaknya integrity terkait keamanan informasi adalah pada proses pengiriman email. Alice mengirimkan email ke Bob. Namun ketika email dikirim, di tengah jalan Eve meng-intercept email tersebut dan mengganti isi emailnya kemudian baru diteruskan ke Bob. Bob akan mengira bahwa email tersebut benar dari Alice padahal isinya telah terlebih dahulu dirubah oleh Eve. Hal tersebut menunjukkan aspek integrity dari email yang dikirim oleh Alice telah hilang/rusak.
  1. Availability
Maksud dari availability adalah memastikan sumber daya yang ada siap diakses kapanpun oleh user/application/sistem yang membutuhkannya. Sama seperti aspek integrity, rusaknya aspek availability dari sistem juga bisa diakibatkan karena faktor kesengajaan dan faktor accidental (kecelakaan). Faktor kesengajaan bisa dari serangan Denial of Service (DoS), malware, maupun hacker/cracker. Untuk faktor accidental (kecelakaan) bisa karena hardware failure (rusak atau  tidak berfungsi dengan baiknya hardware tersebut), konsleting listrik, kebakaran, banjir, gempa bumi, dan bencana alam lainya.
Untuk memastikan tercapainya aspek availability, organisasi perusahaan bisa menerapkan:
  • disaster recovery plan (memiliki cadangan baik tempat dan resource, apabila terjadi bencana pada sistem)
  • redundant hardware (misal memiliki banyak power supply)
  • RAID (salah satu cara untuk menanggulangi disk failure)
  • data backup (rutin melakukan backup data)
Untuk contoh dari rusaknya aspek availability sistem baru-baru ini adalah steam, platform distribusi game digital terbesar di dunia, tidak bisa diakses atau mengalami server down oleh serangan Distributed Denial of Service (DDoS). Padahal pada waktu tersebut steam sedang dibanjiri pengunjung karena sedang mengadakan winter sale.



Mobile Security



Menurut G. J. Simons, keamanan informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan (cheating) atau, paling tidak, mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang berbasi informasi dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.
Lawrie Brown menyarankan menggunakan “Risk Management Model” untuk menghadapi ancaman (managing threats). Ada tiga komponen yang memberikan kontribusi kepada Risk, yaitu Asset, Vulnerabilities, dan Threats.
Disisi lain aplikasi mobile terus bermunculan mulai dari aplikasi informasional hingga transaksional.

Pengertian keamanan pada sistem mobile


Keamanan sistem adalah sebuah sistem yang di gunakan untuk mengamankan sebuah smartphone atau mobilephone dari segala gangguan dan ancaman yang tidak di inginkan (keamanan data, informasi dan hardware)
Sedangkan mobile adalah sebuah benda yang berteknologi tinggi dan dapat bergerak tanpa menggunakan kabel.
 

Ancaman pada Mobile Security


 Tabel Kontribusi terhadap Risk
Nama Komponen
Contoh dan keterangan
Assets (aset)
- hardware
- software
- dokumentasi
- data
- komunikasi
- lingkungan
- manusia       
Threats (ancaman)
- pemakai (users)
- teroris
- kecelakaan (accidents)
- crackers
- penjahat kriminal
- nasib (acts of God)
- intel luar negeri (foreign intelligence)
Vulnerabilities (kelemahan)
- software bugs                                             - hardware bugs                                            - radiasi (dari layar, transmisi)                      - tapping, crosstalk                                     
- unauthorized users                                     
- cetakan, hardcopy atau print out              
- keteledoran (oversight)                       
- cracker via telepon                                
- storage media




Beberapa kasus yang berhubungan serangan terhadap keamanan informasi yaitu :
– Juni 2001. Peneliti di UC Berkeley dan University of Maryland berhasil menyadap data-data yang berada pada jaringan wireless LAN (IEEE 802.11b) yang mulai marak digunakan oleh perusahaan-perusahaan
– Maret 2005. Seorang mahasiswi dari UCSB dituduh melakukan kejahatan mengubah data-data nilai ujiannya (dan beberapa mahasiswa lainnya). Dia melakukan hal tersebut dengan mencuri identitas dua orang profesor. Identity theft memang merupakan sebuah masalah yang cukup pelik.
– Juni 2001. Seorang pengguna Internet Indonesia membuat beberapa situs yang mirip (persis sama) dengan situs yang dia buat menggunakan nama domain yang mirip dengan klikbca.com, yaitu klikbca.com
Sang user mengaku bahwa dia dapat memperoleh PIN dari beberapa nasabah BCA yang salah mengetikkan nama situs layanan Internet banking tersebut.
– 16 Oktober 2001. Sistem BCA yang menggunakan VSAT terganggu selama beberapa jam. Akibatnya transaksi yang menggunakan fasilitias VSAT, seperti ATM, tidak dapat dilaksanakan. Tidak diketahui (tidak diberitakan) apa penyebabnya. Jumlah kerugian tidak diketahui.
– Maret 2005. Indonesia dan Malaysia berebut pulau Ambalat. Hacker Indonesia dan Malaysia berlomba-lomba untuk merusak situs-situs negara lainnya. Beberapa contoh halaman web yang dirusak disimpan di situs http://www.zone-h.org.


Untuk menanggulangi resiko (Risk) tersebut dilakukan apa yang disebut “countermeasures” yang dapat berupa :

  1. Usaha untuk mengurangi Threat
  2. Usaha untuk mengurangi Vulnerability
  3. Usaha untuk mengurangi impak (impact)
  4. Mendeteksi kejadian yang tidak bersahabat (hostile event)
  5. Kembali (recover) dari kejadian

7 Tips Meningkatkan Keamanan dari berbagai Ancaman:

  1. Keamanan internet
Salah satu hal yang paling penting dalam melindungi Android kamu adalah dengan mengamankan jaringan. Cobalah untuk menghindari menggunakan WiFi publik setiap kali kamu melakukan sesuatu yang penting seperti melakukan perbankan online.
Ada cara pengaturan Android yang sederhana apabila kamu ingin melindungi perangkat yang dimiliki dari pencurian data melalui jaringan yang kamu gunakan untuk berinternet.
Sebuah layanan bernama Virtual Private Network (VPN) akan membantu kamu mengenkripsi semua jaringan hotspot yang digunakan ketika kamu sedangbertransaksi melalui internet. Kamu bisa menggunakan aplikasi VPN yang disediakan di Google Play Store.
  1. Jangan simpan semua kata sandi kamu
Hindari menyimpan semua password atau kata sandi pada perangkat kamu terutama untuk aplikasi yang berhubungan dengan perbankan atau aplikasi pembayaran lainnya.
  1. Lindungi e-mail
Android Privacy Guard atau APG merupakan cara pengaturan Android sebagai solusi untuk mengenkripsi e−mail yang sangat ampuh dalam mencegah hacker mengambil data-data kamu. Gunakan APG bersamaan dengan aplikasi e−mail K−9. Ini adalah bentuk kerjasama yang akan mengamankan email kamu saat akan mengirim pesan.
  1. Kuncilah ponsel
Kamu dapat mengatur penguncian ponsel dengan cara masuk ke dalam menu pengaturan (Settings) dan pilih Security. Di fasilitas ini kamu dapat menentukan tipe kunci yang akan digunakan, seperti slider, pola geser, PIN, password, atau bahkan dengan foto wajah (khusus Android 4.1 ke atas).
  1. Pastikan aplikasi aman
Setiap aplikasi akan membutuhkan akses ke beberapa fasilitas yang ada di ponsel Android kamu. Semua hak akses yang diminta aplikasi dapat kamu lihat di bagian Settings > Apps, lalu tap aplikasi yang ingin diihat. Dari setiap aplikasi yang kamu pilih, lihatlah bagian Permissions.
Sebaiknya kamu juga memasang aplikasi antivirus atau antimalware. Ada cukup banyak aplikasi antivirus, misalnya AVG AntiVirus, AVAST, Lockout, Norton Security, McAfee AntiVirus, Android AntiVirus, atau NQ Mobile Security & Antivirus yang bisa kamu unduh.
  1. Amankan Browser Kamu
Beberapa browser yang ada di Android, seperti Google Chrome atau Firefox, memiliki opsi untuk mengaktifkan ‘Do Not Track’ (DNT) terhadap protokol HTTP. Dengan demikian, beberapa situs yang memanfaatkannya (biasanya layanan iklan) tidak akan mencatat setiap apa yang anda kunjungi.
Walaupun masih belum banyak situs yang menerapkan opsi DNT, kamu tetap dapat mengaktifkannya. Di Google Chrome, tap ikon Preferences > Settings > Privacy > ‘Do Not Track’. Kemudian aktifkan dengan mengganti OFF menjadi ON. Sedangkan di Firefox for Android, masuklah ke Preferences > Settings, di sana sudah aktif item
  1. Aktifkan fitur Anti Maling
Beberapa fitur di aplikasi antivirus versi mobile saat ini sudah banyak yang menerapkan fasilitas antimaling-nya (Anti-Theft). Di antaranya adalah Avast, AVG, Norton, Kaspersky, McAfee, Avira, ESET, dan lainnya. Dengan memanfaatkan fitur dari Android Device Manager dari Google. Dengan fitur dari aplikasi ini, ponsel kamu yang hilang akan menunjukkan pesan dan nomor kontak yang sebelumnya dimasukkan oleh kamu, sekaligus mengunci ponsel kamu dengan kata sandi baru.


Referensi


 


Aspek Keamanan Informasi & Mobile Security

Aspek Keamanan Informasi Seorang professional dalam bidang keamanan informasi akan berfokus untuk mencapai dan melindungi  confide...